Senin, 05 November 2018

ALHAMDULILLAH SANTRI

ALHAMDULILLAH SANTRI



ALHAMDULILLAH SANTRI
(Oleh : Fina Jannah Kurati / XIIC)



“Ris,kamu mau ikut rapat OSIS tidak?” Tanya wanita berkerudung biru itu kepada temannya.

“Iya dong harus ikut” jawab temannya dengan cengiran khasnya.

“loh…tapi kamu kan belum mandi” Tanya wanita berkerudung biru yang bernama Fika itu kepada temannya.

“Tenang aja,ikutin caraku yah” ucap Riska,lalu dia mengambil deodorant dan di oleskan ke ketiaknya,lalu mengambil krim wajah dan bedak lalu disapukan ke wajahnya,dan tak lupa dia memakai parfum yang lagi ngetren di kalangan santri dan disemprotkan ke tubuhnya,hingga ruangan tersebut harum berbaur dengan parfumnya.Fika hanya memandang teman satunya dengan perasaan aneh dan ngeh mencium parfum Riska yang overdosis memenuhi kamarnya.

“Gimana udah kelihatan orang udah mandi?” Tanya Riska seraya berpose seperti model yang berjalan di catlwalk.

          “Kelihatan udah mandi apanya? Lihat dulu tuh ke cermin,belek sama iler masih kelihatan banget bekasnya” Riska yang mendengar hal itu buru-buru ke cermin dan membersihkan belek dan iler di wajahnya,sedangkan Fika tertawa terpingkal-pingkal melihat kelakuan temannya itu.

          “Widih giliran rapat bareng putra aja kamu semangat,coba kalau tidak bareng putra,udah letoy duluan kamu” cerocos Fika lagi.

          “Gak usah banyak bicara,buruan ayok,nanti kena marah sama Ustad Rizal” Riska menarik Fika keluar dari kamarnya.Mereka melangkah menuju aula tempat berkumpul anggota OSIS.

          Pondok Pesantren Al-Hidayah tempat para santri mencari ilmu dan barokah.Pesantren yang diasuh oleh Kyai termahsyur di kotanya.Bangunan yang didominasi cat warna hijau dan kuning ini telah menampung kurang lebih 600 santri putra dan putri.Asrama putra terletak di bagian kanan dan asrama putri terletak di bagian kiri dengan jalan raya  yang memisahkan kedua asrama tersebut.

          “Eh..yang pakai baju merah itu siapa ya?” Tanya Fika kepada Riska ketika mereka telah duduk di aula dengan farmasi membentuk huruf U.

          “Aku juga gak tau,tapi aku kemarin lihat dia bicara dengan Ustad Fahri” jawab Riska “Lah,kalau yang pakai baju hitam dan sarung biru itu akau kenal,kalau tidak salah namanya Rahman” tambahnya kemudian.

          “Loh,bukannya itu Ramdhan ya?” Sahut Rani yang duduk di belakang Riska dan Fika.

          “Aiss..sok kenal banget kamu,itu namanya Rahman” ucap Riska dengan penuh penekanan,sedang santri putra yang mereka bicarakan tengah berbicara dengan temannya dan bersikap acuh tak acuh.

          Para santri terus dengan keasyikan sendirinya seraya menunggu pembina OSIS datang.Para santri putri asyik membicarakan santri putra,kadang bertanya,menatap,atau menjawab sok tau seputar tentang santri putra yang duduk dihadapan mereka.Hingga akhirnya Ustad Rizal dating dan mulai membahas acara classmeeting.Sekitar satu jam setengah,rapat tersebut selesai.

.

          “Rani aku ganti kamar mandi udahnya kamu ya?” teriak Fika setelah mereka keluar dari aula.

          “Loh,gak bisa tadi aku udah bilang ke Rani,setelah Rani itu aku” protes cewek berkrudung hitam yang bernama Dinda.

          “Udah gak usah tengkar masalah kamar mandi,hari ini kan libur sekolah jadi juga libur mandi deh” terang Riska kepada Fika.

          Perlu kalian ketahui,rata-rata santri putri yang ikut rapat OSIS tadi pada belum mandi.Mereka melakukan cara ampuh Riska supaya kelihatan seperti oaring selesai mandi.

          Mereka berjalan kembali ke kamar,sambil sesekali menyapa teman yang tengah duduk santai menikmati libur sekolah.Ada yang ngobrol,baca novel,atau sekedar melamun meratapi nasib yang belum di jenguk orangtua sedang uang telah menipis.

          Waktu terus berlalu,hingga berjamaah sholat isya’,para santri bergegas pergi ke aula pondok Karena ada acara.

          “Kamu tidak mau ikut acara” Tanya Fika yang melihat Riska tengah tiduran.

          “Nggak ah..capek,ngantuk,pengen tidur.

          “Yakin nggak mau ikut,nanti ada pengurus ngontrol perkamar habislah kamu kena denda”

          “Tenang,santai,enjoy,seorang Riska Audyashela tidak mungkin terkena denda sama mereka,secara gitu Riska” ucap Riska dengan menepuk dadanya.

          “Gayamu aja..ya sudah aku berangkat sendiri”

          Sepeninggal Fika,Riska segera mencari minyak kayu putih lalu dioleskan keningnya dan ditutup menggunakan bantal-cara ini berguna untuk membuat suhu badan panas- dengan segera Riska menyelimuti dirinya dan tak lupa ia mengenggam minyak kayu putih.Akting dimulai.



* * *



          “Riska..Riska bangun” seru suara penuh wibawa itu.

          “hmm.. aku lagi datang bulan.Jadi jangan bangunin buat sholat subuh” ucap Riska dengan mata terpejam.

          “Riska bangun,kenapa kamu tidak ikut kegiatan” tanyanya lagi.’Eh…tunggu dulu,apa katanya..kegiatan..jadi muallimah ini bangunin aku bukan karena sholat subuh,tapi karena…aduh gimana nih..?’ batin Riska.

          “Aduh muallimah,,saya sakit perut dan panas,,suer,buktinya saya megang minyak kayu putih” Riska menunjukkan minyak kayu putih yang untungnya masih ia genggam.

          “Tidak usah banyak alasan,kamu akan dikenakan denda,siapa nama panjangmu?” tanyanya seraya memegang bolfoin dan buku.

          “Aduh muallimah perut saya sakit,sakit banget ,,,saya gak kuat” acting Riska dengan memegang perutnya dan bergulung ke kanan ke kiri.’semoga muallimah ini percaya’ batinnya.Semerbak angin menghampiri mereka.

          “Hmmm kamu kentut ya?!” Tanya muallimah itu seraya menutup hidungnya dan dibalas cengiran oleh Riska.

          “Kan saya udah bilang,saya sakit perut,jadi wajarkan kalau saya kentut,muallimah aja dari tadi  dibilangin gak percaya” muallimah itu lantas keluar dari kamar Riska.

          “Huh,untung aku lagi pengen kentut,terima kasih ya dubur kesayangan,love you deh” bisik Riska sendiri.

***

Hari demi hari dilewati oleh seluruh santri dengan penuh semangat,bagaimana tidak? Sebentar lagi seluruh santri Pondok Pesantren AL-Hidayah akan kedatangan dengan yang namanya PULANGAN MAULID NABI.Yap,betul mereka akan pulang ke rumahnya selama kurun waktu 10 hari.

          “Teman-teman hari ini,Ustad Mardi tidak akan mengajar karena istrinya sakit” teriak sang ketua kelas dari ujung pintu.

          Sontak seisi kelas bersorak riang dan berhamburan ke belakang kelas.Jangan Tanya ngapain,merka akan tidur di lantai kelas dengan berbantal buku,tak terkecuali Riska ,sedang Fika lebih memilih membaca novel dibangkunya.Jika sudah seperti ini,keadaan kelas langsung hening yang terdengar hanya bunyi detik jam.

          Tak berselang lama kemudian terdengar suara langkah mendekat.

          “Assalamualaikum,Fika,anak rayon Al-Insyiroh blok C dipanggil pengurus inti pondok,disuruh ke kantor sekarang” ucap salah satu teman sekamar Fika lantas berlalu pergi.

                   Biasanya ketika seseorang dipanggil pengurus inti pondok berarti mengalami masalah yang berat.Fika langsung membangunkan Riska dan pergi ke kantor pengurus.

          “Assalamualikum” ucap Riska dan Fika serempak ketika memasuki kantor.Disana sudah berkumpul anak kamar blok C yang berjumlah 13 orang.

“Berhubung sudah berkumpul semua,saya akan menjelaskan maksud berkumpulnya kalian disini” hening sejenak “Teman kalian Rani,telah kehilangan uang sebesar 200 ribu,yang menurut keterangan Rani,uang tersebut ditaruh didalam dompetnya.Saya Tanya kepada kalian,apakah diantara kalian ada yang mengambil uang Rani?” Tanya pengurus.Sontak seluruh penghuni kamar blok C diam,beberapa diantaranya ada yang menunduk,merapal do’a atau bersikap biasa saja,sedang Rani terlihat berlinang air mata.

“Tidak ada yang menjawab,saya tanya sekali lagi,apakah diantara kalian ada yang mengambil uang milik Rani?” Tanya pengurus lagi dengan suara naik satu oktaf,hal ini membuat seluruh blo C tambah diam.

“Baik,karena tidak ada yang menjawab,saya akan berikan keputusan untuk kasus ini” pengurus pun mengakhiri dengan salam dan para santri bergegas kembali ke kelas masing-masing.

***

Disinilah mereka berada.kawan blok C.didepan kantor pengurus tepat pada pukul 23.00 untuk menanti keputusan pengurus pondok.

“Saya akan membacakan hasil keputusan kami” ucap pengurus setelah sebelumnya mengucapkan salam. “Sesuai dengan kasus-kasus sebelumnya,kalian akan ditempatkan di berbagai wailayah pesantren.Mulai dari kamar mandi,jemuran,aula,musholla,dan berbagai tempat lainnya selama 30 menit.Dan setelah itu,apabila diantara kalian ada yang mengalami hal-hal buruk,seperti melihat penampakan atau diganggu oleh makhlus halus,maka dialah yang patut dicurigai mencuri,paham semua?” Tanya muallimah dan dibalas anggukan.

“Nanda diletakkan di aula bagian kanan,sedang Rani aula bagian kiri,Riska di kamar mandi sebelah selatan,Fika di kamar mandi sebelah utara……” setelah selesai diumumkan,para santri bergegas menuju tempat yang di tetapkan.

“Ris,aku takut” rengek Fika setelah mereka berada di kamar mandi.

“Gak usah takut,kita pasrahkan kepada Allah,udah sana kamu ke utara”

Tak berselang lama,lampu pun dimatikan,suasana di kamar mandi begitu menyeramkan,apalagi sekarang hamper pukul 12 malam.Terdengar suara barang jatuh,koper yang ditarik,dan bunyi tangisan –perbuatan pengurus untu mentakuti-.Waktu 30 menit berjalan lama sekali,Riska memutuskan untuk duduk di pantat ember anti pecah.’Sekarang kan hampir pulangan,jadi wajarlah kalau ada yang hilang uangnya.Uang Rani kok bisa hilang ya?Menurut aku kasus ini ada dua kemungkinan,ada yang ngambil atau salah naruh dompet’ piker Rani.

Tiba-tiba lampu kembali menyala yang menandakan sudah 30 menit dan muncul sosok pengurus yang mengadili mereka

.”Kalian sudah bisa keluar” titahnya.

“Alhamdulillah,,aku sudah kayak mayat aja didalam,kalau kamu gimana Fik,diganggu gak?” Tanya Riska.

“Apanya yang diganggu,wong aku ketiduran di dalam” kekeh Fika.

“Kebiasaan emang”

Mereka kembali berkumpul dengan teman sekamarnya,karena tidak ada yang diganggu oleh makhlus halus,pengurus memutuskan untuk melanjutkannya esok.

***

Hari ini mereka kembali bersekolah,tepat ketika bel istirahat berbunyi,Riska mengajak Fika menuju kantor pengurus.Fika yang ditarik paksa oleh Riska akhirnya mengikuti kemauan sahabatnya itu.Setelah mengucapkan salam,keduanya dipersilahkan duduk.

‘Begini muallimah,menurut analisa saya,uang Rani yang hilang belum tentu hilang karena diambil orang,melainkan terdapat beberapa factor lainnya,misalnya salah menaruh” ungkap Riska.Mendengar hal itu muallimah tersebut berdiskusi dengan temannya.

“Baiklah kalau menurut Riska seperti itu,kita kekamar kalian dan Fika silahkan panggil teman kamarmu yang lain”

***

Sesampainya dikamar blok C,Rani langsung menggeledah barangnya,mulai dari lemari bagian buku,bagian baju,tempat makanan,kardus kirima,bantal,dan surprise…dompet Rani yang hilang ada di dalam sarung bantal.Rani membuka dompetnya dan terlihat 2 lemn=bar uang ratusan.

“He he..maaf ya muallimah,teman-teman,akau salah naruh dompet ternyata” ucapnya cengengesan yang dibals gelengan kepala oleh semuanya.

“Ya sudah,lain kalau ada barang hilang,dicari dahulu,jangan gampang paning lantas menangis,mengerti?” Rani mengangguk “Klau begitu,kalian segera kembali kekelas,waktu istirahat sudah mau habis” titah muallimah.

Lantas berjalan beriringan dengan senyum yang mengembang di wajah kami.Alhamdulillah,kasus uang salah naruh sudah selesai.

Seperti inilah kami santri,dengan kebersamaan yang melengkapi.Teman bagai saudara,kabersamaan bagai keluarga,pondok pesantren bagai sebuah rumah tempat pulang dan menimba iilmu,pengasuh bagai orang tua yang selalu memberikan petuahnya dan ustadzah bagai kakak yang selalu memberikan ilmu dan nasehatnya.

Suka duka dan berbagi bersama merupakan ciri khas kami.Keluarga Santri.





Rabu, 22 Agustus 2018

MEMAKNAI HARI KEMERDEKAAN DALAM LINGKUP SEKOLAH

MEMAKNAI HARI KEMERDEKAAN DALAM LINGKUP SEKOLAH


     Kemerdekaan berasal dari kata merdeka yang bermakna bebas dari tekanan, penjajahan, tidak dibatasi dan lain sebagainya (KBBI). Dulu sebelum Indonesia merdeka terdapat beberapa negara lain yang menjajah diantaranya ialah Belanda dan Jepang. Kedua negara tersebut menjajah Indonesia karena Indonesia kaya dengan rempah-rempah, tanahnya yang subur, iklimnya yang tropis dan lain-lain. Penjajahan yang berlarut-larut menculkan perlawanan dari rakyat Indonesia. Dari situ para pahlawan berjuang untuk mempertahankan bangsa Indonesia lewat berbagai cara meskipun dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri demi kemerdekaan bangsa Indonesia.

     Kemerdekaan Republik Indonesia telah diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Perjuangan tidak lantas berakhir setelah kemerdekaan tersebut diproklamasikan. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan bukanlah hal yang mudah. Perjuangan tersebut butuh dukungan dari seluruh lapisan masyarakat untuk bersatu. Bagi pemuda-pemudi Indonesia wajib mendukung dan berpartisipasi atas perjuangan pahlawan-pahlawan bangsa dengan cara memperdalam ilmu pengetahuan demi menciptakan generasi yang handal. 

      Ada banyak cara yang dilakukan oleh warga Negara Indonesia untuk memeriahkan hari kemerdekaan Negara Indonesia. Mulai dari pengibaran bendera merah putih di puncak gunung, di dalam laut, bahkan beraneka macam lomba diselenggarakan di tingkat sekolah, RT/RW, desa, dan kabupaten. Di sekolah kita SMA Plus Miftahul Ulum, siswa dan siswi sedang merayakan HUT kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-73 dengan meriah diantaranya menghias halaman, jalan di sekitar sekolah dan kelas serta mengadakan beberapa lomba seperti cerdas ceria, bercerita hari kemerdekaan, musik perkusi, tarik sarung, goal in bottle, dan spider squad. Fungsi dari semua itu, pertama untuk melatih kecerdasan dalam mengingat, kedua untuk terciptanya kebersamaan yang kokoh, melatih kekompakan antarsiswa. Dari semua itu kita dapat membuat pemuda-pemudi tetap semangat untuk memperjuangkan bangsa Indonesia dalam lingkup sekolah. Dari kegiatan itu pula dapat memacu semangat siswa untuk belajar lebih tekun lagi.

Oleh :
Putri Fairuz Diana Zain
Kelas XII-E

Kamis, 26 Juli 2018

8 Standar Nasional Pendidikan ( SNP )

8 Standar Nasional Pendidikan ( SNP )


8 Standar Nasional Pendidikan ( SNP )
Standar Nasional Pendidikan ( SNP ) digunakan sebagai acuan pengembangan isi kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian. Adapun bahasan singkat ke 8 standar tersebut yaitu sebagai berikut :


1) Standar Isi

Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam standar isi adalah kerangka dasar dan struktur kurikulum, standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. standar isi ditetapkan dengan Kepmendikbud No 22 Tahun 2006

Standar isi meliputi lingkup materi dan tingkat kompetensi yang mencangkup
1.    Kerangka dasar dan struktur keilmuan
2.    Beban belajar
3.    Kurikulum tingkat madrasah
4.    Kalender pendidikan

Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu perngkat rencana dan pengaturan mengenai isi, bahan dan tujuan maupun pendekatan yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

2) Standar Proses

Standar proses merupakan proses kegiatan pembelajaran, oleh karena itu untuk mewujudkan pendidikan yang baik hendaknya memiliki standar proses sebagai berikut

A.    Proses pembelajaran yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik
B.    Setiap guru hendaknya tetap memberikan keteladanan baik bagi peserta didik maupun pada lingkungannya
C.   Setiap madrasah merencanakan prose pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, maupun memberikan pengawasan terhadap proses pembelajara agar berjalannya pembelajaran yang efektif dan efisien
D.   Dalam melakukan perencanaan proses pembelajaran meliputi : silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sekurang-kurangnya mencangkup tujuan pembelajaran, materi ajar, metode, sumber belajar maupun penilaian yang merupakan hasil dari proses pembelajaran
E.    Dalam menjalankan proses pembelajaran juga harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik, rasio maksimal buku teks pelajaran setian peserta didik maupun rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik
F.    Setiap madrasah harusmelaksanakan proses pembelajaran dengan mengembangkan budaya membaca dan menulis
G.   Untuk mengetahuihasil dilakukan penilaian dengan menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai
H.   Adapun teknik penilaian meliputi tes tertulis, observasi, tes praktik dan penugasan perorangan atau kolompok dan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada jenjang dasar an menengah teknik penilaian observasi secara individual sekurang-kurangnya dilaksnakan satu kali dalam semester dan pendidik sebagai pendamping peserta didik
I.      Selain mengetahui hasil proses pembelajaran juga dilakukan pengawasan yang meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan maupun pengambilan langkah tidak lanjut yang diperlukan sesuaidengan persoalaan pembelajaran. Standar perencanaan dan pengawasan proses pembelajaran dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan peraturan menteri
3) Standar Kompetensi Lulusan ( SKL )


SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencangkup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang dutetapkan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 23 Tahun 2006.


4) Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan


Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan salah satu komponen dalam lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai mobilitas untuk menentukan suksesnya penyelenggaraan pendidikan di madrasah yang bersangkutan.


5) Standar Sarana dan Prasarana


Dalam menyelenggarakan pendidikan tidak akan dapat berhasil tanpa dukungan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam dunia pendidikan.


6) Standar Pengelolaan


Standar pengelolaan di madrasah merupakan kegiatan untuk mewujudkan pendidikan berkualitas. Oleh karena itu agar kinerja madrasah dan mutu lulusan berkualitas, maka harus dikelola secara profesional.


7) Standar Pembiayaan


Untukmeningkatkan lualitas madrasah agar semua proses dan kegiatan penyelenggaraan pendidikan untuk memenuhi harapan para stakeholdernya membutuhkan pengelolaan biaya yang profesional baik dalam penggilan sumber dana maupun pendistribusian dananya. untuk itu madrasah hendaknya memenuhi standar pembiayaan  minimal. Pembiayaan yang terdiri atas biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal.


8) Standar Penilaian Pendidikan


Penilaian pendidikan baik jenjang dasar maupun menengah sebagai penyelenggaraan pendidikan formal minimal mencngkup :


1.            Penilaian hasil belajar oleh pendidik
2.            Penilaian hasil belajar oleh madrasah
3.            Penilaian hasil belajar oleh pemerintah
4.            Kelulusan
5.            Evaluasi
6.            Akreditasi
7.            Sertifikasi
8.            Penjaminan mutu


Senin, 23 April 2018

MEMBACA, DARI MALAS MENJADI BUDAYA

MEMBACA, DARI MALAS MENJADI BUDAYA



         
     Tahun 2015, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) membuat kebijakan berupa anjuran membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Keluarnya kebijakan tersebut seolah menjadi angin segar untuk menumbuhkan minat baca siswa. Setidaknya hal tersebut membantu siswa untuk berkonsentrasi ketika pelajaran sudah dimulai. Keluarnya kebijakan tersebut juga menuai berbagai macam komentar positif dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat kelas bawah sampai pada tingkat pemerintahan. Fenomena ini sangat menarik sekali jika dipandang dari satu sisi karena adanya semangat luar biasa untuk menumbuhkan minat baca khususnya siswa. Akan tetapi, di sisi lain mengundang pertanyaan ada apa dengan minat baca di negara ini? Perlukah pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti itu? Membaca perlu diatur. Bukankah memang sudah tugas guru dan siswa untuk membaca?
           UNESCO pernah menyampaikan hasil penelitiannya dan menyebutkan bahwa minat baca penduduk negara Indonesia berada di urutan bawah atau 0,001%. Artinya, dalam seribu penduduk hanya ada satu orang yang memiliki minat baca tinggi. Apa yang disampaikan oleh UNESCO berbanding lurus dengan pernyataan sastrawan Taufiq Ismail ketika menyampaikan materi seminar pada tahun 2014 di aula salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Beliau menyampaikan bahwa di negara Indonesia terjadi tragedi nol buku. Beliau juga membandingkan minat baca di Indonesia dengan negara asia lainnya dan menyebutkan Indonesia masih rendah minat bacanya.
            Permasalahan seperti inilah yang ingin diselesaikan oleh pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan 15 menit membaca walaupun pencarian solusi sebenarnya bukan tanggung jawab pemerintah semata. Akan tetapi, menjadi tanggung jawab bersama, mulai dari diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Di sekolah dalam upaya meningkatkan minat baca siswa adalah mengubah kebiasaan malas menjadi kebiasaan membaca. Dari kebiasaan membaca tersebutlah nantinya menjadi budaya membaca di sekolah.
            Mengubah sifat malas membaca menjadi budaya membaca memang bukanlah hal yang mudah. Banyak kendala yang harus dihadapi, mulai dari permasalahan individu, lingkungan sekolah, strategi dan hal-hal lainnya. Namun, berbagai kendala tersebut bukanlah masalah besar jika masih ada inisiatif dan semangat besar untuk membudayakan membaca di sekolah. Ada beberapa langkah awal untuk mengubah rasa malas membaca menjadi budaya baca di sekolah. Berikut akan dijelaskan satu persatu.
1.      Mengubah mindset (pola pikir)
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengubah mindset (pola pikir) seluruh komponen pendidikan di sekolah. Perubahan pola pikir yang dilakukan oleh penggiat pendidikan akan memengaruhi pola pikir siswa. Dari perubahan pola pikir inilah yang akan menjadi kebiasaan dan lambat laun menjadi budaya di sekolah. Seorang guru yang menanyakan siswanya sudah membaca buku apa? haruslah berani pula bertanya pada dirinya sendiri “saya sudah membaca buku apa?”. Pola pikir seperti ini nanti harus ditularkan kepada siswa sehingga siswa terbiasa untuk membaca.
2.      Mulai mencintai buku
Bagaimana mengubah perasaan malas membaca menjadi kebiasaan membaca? Selanjutnya, bagaimana mengubah kebiasaan menjadi budaya? Itulah sederet pertanyaan yang muncul ketika akan mengubah kebiasaan lama ke kebiasaan baru, apalagi ke arah yang lebih baik. Lalu dari semua itu apa yang dibutuhkan?
Lennon dan McCartney menyebutkan bahwa yang kamu butuhkan adalah cinta. Mecintai buku memang tidak sama dengan mencintai seseorang. Mencintai buku dapat dimulai dengan membaca buku-buku yang menarik dan ringan, semisal cerpen, novel, atau komik. Bacaan menarik seperti itu akan menjadi stimulus yang bagus dan langkah awal yang tepat untuk memulai membiasakan diri untuk membaca.
Mari renungkan bersama kata-kata W. Somerset Maugham ini “Tragedi terbesar kehidupan ini bukanlah bahwa semua manusia akan binasa, melainkan bahwa mereka berhenti mencintai”. Setelah direnungkan mari bersama-sama menumbuhkan perasaan seperti ini di sekolah dengan cara memotivasi diri sendiri, terlebih lagi siswa agar dapat menumbuhkan minat bacanya.
3.      Action (Tindakan/Perilaku)
Wujud dari perasaan mencintai adalah tindakan. Begitu pula dengan wujud perasaan mencintai buku adalah membacanya. Di sekolah, penggiat pendidikan haruslah memberi contoh yang tepat dalam proses meningkatkan minat baca siswa. Para penggiat pendidikan harus membiasakan diri membaca dimana pun saja, di perpustakaan, kelas, kantor, atau di berbagai tempat di lingkungan sekolah. Setidaknya, tindakan seperti itu menjadikan siswa tertarik untuk memulai membaca. Sangat tidak elok sekali semisal penggiat pendidikan hanya menyuruh siswa untuk membaca tetapi tidak pernah melakukannya sendiri. Hal itu dapat menjadi bumerang bagi diri sendiri semisal siswa balik bertanya kanapa guru tidak membaca juga. Selain dengan kegiatan membaca, para penggiat pendidikan dapat juga melakukan diskusi bersama dengan siswa mengenai suatu buku atau juga mengadakan bedah buku kecil-kecilan di taman sekolah atau di perpustakaan.
            Sebelum diakhiri mari kita renungkan bersama wahyu yang pertama kali diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. tentang membaca yang tertuang dalam surat Al-Alaq yang artinya “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan”. Perintah membaca ini begitu penting sehingga diwahyukan pertama kali oleh Allah Swt. Selain wahyu tersebut mari juga renungkan pendapat dari beberapa tokoh berikut.
Ada kejahatan yang lebih buruk daripada membakar buku. Salah satunya adalah tidak membacanya.” (Ray Bradbury)
Seseorang diketahui dari buku-buku yang dibacanya” (Ralph Waldo Emerson)
Begitu kamu membaca buku yang kamu sayangi, beberapa bagiannya selalu bersamamu.” (Jeremy Collier)

Sumber: