SMARTPHONE ITU CANDU
SMARTPHONE ITU CANDU
Kiranya
patut kita berterima kasih atas penemuan telepon oleh Antonio Meucci (1849)
sebagai alat komunikasi yang dapat digunakan sampai saat ini. Perkembangan
telepon semakin lama semakin pesat dan praktis. Pada tahun 1928 Martin Cooper
menemukan telepon genggam (handphone)
yang dapat dibawa kemana-kemana. Dari penemuan Martin Cooper inilah menjadi
cikal-bakal perkembangan dan kemajuan telepon genggam di seluruh dunia
khususnya Indonesia, sehingga pada perkembangan berikutnya dikenallah telepon
pintar (smartphone).
Cepatnya perkembangan smartphone menjamur ke seantero negeri mejadikan negeri ini sebagai
pangsa pasar besar yang dijadikan produsen untuk meraup keuntungan penjualan. Dilansir
dari laman kominfo.go.id, lembaga riset digital marketing memperkirakan bahwa pada
tahun 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta
orang. Ini membuktikan bahwa hampir separuh penduduk Indonesia menggunakan smartphone. Dari banyaknya pengguna ini
pulalah menunjukkan smartphone di
negeri ini menjadi candu.
Pengguna
smartphone tak mengenal usia.
Penggunanya dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak sampai dewasa.
Penggunaan smartphone dapat
memungkinkan orang untuk mengakses segala sesuatu yang berkaitan dengan
pengetahuan kehidupan, mulai dari yang baik sampai yang buruk. Gesellschaft für Konsumforschung (GfK)
Asia menyebutkan bahwa rata-rata pengguna smartphone
di Negara Indonesia menghabiskan 5.5 jam dalam sehari.
Smartphone memiliki
kelebihan tersendiri dibandingkan dengan perangkat lainnya seperti computer dan
laptop. Barangnya yang kecil dan ringan memudahkan penggunanya untuk membawa
kemana saja, tinggal dimasukkan dalam kantong atau tas kecil. Apabila
sewaktu-waktu penggunanya ingin menggunakan tinggal ambil dan siap digunakan. Oleh
karenanya, smartphone dapat digunakan
dimana saja asal suka. Sambil duduk di warung kopi, kantor, taman atau tempat
lainnya orang bisa menggunakannya, terlebih lagi di tempat yang menyediakan
jaringan wifi gratis.
Lalu
apa saja yang diakses sehingga penggunanya dapat menghabiskan waktu berjam-jam?
Jawabannya cukup beragam. Pada umumnya pengguna smartphone berselancar dengan internet mengakses google, youtube,
situs belanja oline atau sekedar online di dunia maya semisal facebook, twitter
dan instagram. Selain berselancar dengan internet, pengguna kerap kali bermain
game online seperti Mobile Legend, PUBG, dan game-game lainnya yang menarik.
Khusus
game pertama (Mobile Legend) memiliki banyak peminat di Indonesia. Game yang
dibuat oleh Moonton ini memang sangat menarik dengan didukung grafis yang bagus
pula. Operational Moonton Indonesia, Dimaz Wiratama S menyebutkan bahwa penggna
aktif bulanan Mobile Legend di Indonesia mencapai 50 juta. Ini sangat menarik
sekali untuk dibahas dan mungkin akan dibahas pada opini berikutnya.
Beragam
fitur yang disediakan dalam internet membuat smartphone seolah tidak ingin lepas dari genggaman. Sebab itu,
selain memiliki dampak yang positif, terdapat pula dampak yang negative. Kecanduan
smartphone akan berpengaruh terhadap
kesehatan dan lingkungan sosial. Dalam bidang kesehatan, smartphone akan menurunkan kinerja otak, mata menjadi rabun, dan
kram terhadap leher. Dalam lingkungan social, seseorang akan bersikap antipasti
terhadap orang lain dikarenakan sibuk dengan apa yang digenggam.
Masalah
yang kedua ini cukup mudah kita temui dalam lingkungan social. Sebagai contoh,
cobalah pergi ke warung kopi yang menyediakan layanan wifi gratis maka akan
kita temui orang-orang yang asyik dengan smartphonenya.
Keasyikan tersebut membuat lupa pada orang yang ada di sebelahnya karena ada
dunia yang dianggap lebih menarik daripada dunia riil yang ada di depan mereka.
Ketika ditanya pun akan menjawab dengan seadanya saja dan bahkan jawaban yang
diberikan sambil lalu melihat smartphone yang
digenggam. Sikap antipati seperti ini akan menyebabkan anti social sehingga
orang akan merasa tidak perlu berteman, bertetangga, dan bermasyarakat.
Penggunaan
smartphone tanpa batas akan
menyebabkan pergeseran nilai-nilai kehidupan, seperti pergeseran nilai social
menjadi nilai egoisme pengguna. Dampak seperti ini tidaklah baik, khususnya
bagi pengguna itu sendiri dan masyarakat pada umumnya. Kebiasaan gotong royong
dan hidup bersama yang telah menjadi ciri kehidupan bermasyarakat di negara
tercinta ini harus berubah menjadi kehidupan individualisme seperti orang-orang
luar negeri (Amerika dan Eropa). Kehidupan bermasyarakat kita sudah baik dan
jangan sampai hilang karena pengaruh barang kecil yang bernama smartphone.
Perlu
ada penanganan serius untuk menangani masalah ini. Perlu ada batasan yang jelas
dalam menggunakan smartphone, semisal
berapa jam dalam sehari. Penanganan yang baik akan membuahkan hasil yang baik
pula. Penanganan dapat dimulai dari diri sendiri dengan membatasi
penggunaannya. Dalam kehidupan keluarga dapat dibuat peraturan atau larangan
menggunakan smartphone di waktu-waktu
tertentu. Selain itu, harus ada larangan atau batasa menggunakan smartphone bagi anak kecil. Kebiasaan membiarkan
anak bermain smartphone adalah cikal
bakal kecanduan anak terhadap smartphone.
Semua langkah atau penanganan tersebut harus dijalankan dengan konsisten dan
disiplin agar memperoleh hasil yang baik di masa depan.
Tags :
Lutfi
MEDIA SMAS PLUS MIFTAHUL ULUM
Ditunggu ide-idenya pada kolom komentar sebagai ikhtiar bersama meningkatkan kualitas pendidikan
- Lutfi
- Jl. Pesantren No. 11 Tarate Pandian Sumenep
- smaplusmu@gmail.com
- 085233233188
Posting Komentar