Ya Rasulullah, Syair Kerinduan
Untukmu 1400 tahun yang lalu
Detik meniti waktu tua yang berputar
Jam beradu perlahan mengikis masa
Deru nafas yang kian menipis menggerogoti jiwa
Meninggalkan raga waktu lampau yang terlupa
Puisi indah bersyair sastra
Kalah pada rupa dicipta penguasa alam
Mentari malu pada sinar diri
Karena dirimu hai kekasih Allah
Untukmu 1400 tahun yang lalu
Telah pergi meninggalkan duka dan rindu dalam sendu
Raga yang tak dilihat netra semesta
Namun jiwa di sisi para umat yang merindu berada
Ya Rasulullah…
Jasad memang tak pernah bersapa temu
Tapi hati tahu pada semu hangat dirimu
Ya Rasulullah…
Izinkan bertemu walau dalam pejam mata di gelap malam
Agar diri terobat dalam penjara rindu yang tak tertahan
Senandung Rindu
Alunan sendu di masa lampau
Pada titian waktu di relung pikiran
Mainan syahdu kerinduan mengecap fana
Dirimu kekasih sejuta umat penikmat surga
Malam secerah fajar karena lahirnya engkau
Rembulan bersinar ditemani taburan bintang
Merayakan hadirnya kekasih Allah
Rasulku sang pembawa syafa’at
Membawa rasa pada rupa yang tak pernah berjumpa
Lahirnya membawa resah pada mereka
Namun kepergianmu membawa duka yang tak bisa terobati
Rangkaian kata aksara penenang
Kalah pada seruan rindu yang tak terjawab
Ya Rasulullah… Maulid kami rayakan
Hanya karena hati sudah tak dapat menahan rasa
Seuntai kata diucapkan
Tapi fana hanya ingin engkau hadir di malam raya
ragu dan takut di alam sadar
Hanya karena seruan rindu tak kau acuhkan
Ya Rasulullah…
Bisakah engkau hadir dalam rayamu?
Meskipun itu rupa asing dalam bayang
Seruan Rindu Tertahan
Dalam gelapnya malam di bisingnya alam
Bulan sabit hadir dengan terangnya sinar
Membawa rasa mengusir nestapa
Pada bumi di gemerlapnya rembulan
Bulan kemerdekaan yang begitu meriah
Hadir dengan kelahiran sang pembawa kabar gembira
Denyut semesta menghanyutkan lara
Menyenandungkan syair nada bagi sang pecinta
Alunan beralun dalam kalbu para perindu
Menyebut namamu ya Rasulullah
Relung rindu yang disimpan rapi dalam diri
Pecah karena engkau yang kami rindui
Sendunya cakra menjadi puisi
Bercerita pada engkau sang abadi hati
Tak ada duka yang kami tampaki
Agar kau tahu bahwa di sini kami menanti
Ditulis oleh : Nur Azizah Asura Baihaki
Tags :
Lutfi
MEDIA SMAS PLUS MIFTAHUL ULUM
Ditunggu ide-idenya pada kolom komentar sebagai ikhtiar bersama meningkatkan kualitas pendidikan
- Lutfi
- Jl. Pesantren No. 11 Tarate Pandian Sumenep
- smaplusmu@gmail.com
- 085233233188
Posting Komentar