Jumat, 26 September 2025

Ya Rasulullah, Syair Kerinduan

 


Untukmu 1400 tahun yang lalu

Detik meniti waktu tua yang berputar
Jam beradu perlahan mengikis masa
Deru nafas yang kian menipis menggerogoti jiwa
Meninggalkan raga waktu lampau yang terlupa

Puisi indah bersyair sastra
Kalah pada rupa dicipta penguasa alam
Mentari malu pada sinar diri
Karena dirimu hai kekasih Allah

Untukmu 1400 tahun yang lalu
Telah pergi meninggalkan duka dan rindu dalam sendu
Raga yang tak dilihat netra semesta
Namun jiwa di sisi para umat yang merindu berada

Ya Rasulullah…
Jasad memang tak pernah bersapa temu
Tapi hati tahu pada semu hangat dirimu

Ya Rasulullah…
Izinkan bertemu walau dalam pejam mata di gelap malam
Agar diri terobat dalam penjara rindu yang tak tertahan


Senandung Rindu

Alunan sendu di masa lampau
Pada titian waktu di relung pikiran
Mainan syahdu kerinduan mengecap fana
Dirimu kekasih sejuta umat penikmat surga

Malam secerah fajar karena lahirnya engkau
Rembulan bersinar ditemani taburan bintang
Merayakan hadirnya kekasih Allah
Rasulku sang pembawa syafa’at

Membawa rasa pada rupa yang tak pernah berjumpa
Lahirnya membawa resah pada mereka
Namun kepergianmu membawa duka yang tak bisa terobati
Rangkaian kata aksara penenang
Kalah pada seruan rindu yang tak terjawab

Ya Rasulullah… Maulid kami rayakan
Hanya karena hati sudah tak dapat menahan rasa
Seuntai kata diucapkan
Tapi fana hanya ingin engkau hadir di malam raya
ragu dan takut di alam sadar
Hanya karena seruan rindu tak kau acuhkan

Ya Rasulullah…
Bisakah engkau hadir dalam rayamu?
Meskipun itu rupa asing dalam bayang


Seruan Rindu Tertahan

Dalam gelapnya malam di bisingnya alam
Bulan sabit hadir dengan terangnya sinar
Membawa rasa mengusir nestapa
Pada bumi di gemerlapnya rembulan

Bulan kemerdekaan yang begitu meriah
Hadir dengan kelahiran sang pembawa kabar gembira
Denyut semesta menghanyutkan lara
Menyenandungkan syair nada bagi sang pecinta

Alunan beralun dalam kalbu para perindu
Menyebut namamu ya Rasulullah
Relung rindu yang disimpan rapi dalam diri
Pecah karena engkau yang kami rindui

Sendunya cakra menjadi puisi
Bercerita pada engkau sang abadi hati
Tak ada duka yang kami tampaki
Agar kau tahu bahwa di sini kami menanti


Ditulis oleh : Nur Azizah Asura Baihaki

Tags :

bm

Lutfi

MEDIA SMAS PLUS MIFTAHUL ULUM

Ditunggu ide-idenya pada kolom komentar sebagai ikhtiar bersama meningkatkan kualitas pendidikan

  • Lutfi
  • Jl. Pesantren No. 11 Tarate Pandian Sumenep
  • smaplusmu@gmail.com
  • 085233233188

Posting Komentar