Etnomatematika Permainan Tradisional, Media Tingkatkan Literasi Numerasi Siswa
![]() |
| Ilustrasi permainan tradisional |
Mempelajari matematika sama halnya mempelajari esensi kehidupan itu sendiri. Matematika mengajak para siswa yang mempelajarinya untuk menyelami kehidupan dengan cara berpikir kritis dan logis. Dengan kemampuan tersebut, siswa diharapkan dapat memahami problematika kehidupan sehingga mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi. Secara rasional matematika dipelajari bukan hanya untuk dipahami, tetapi juga berperan sebagai alat untuk membangun pemahaman, melatih cara berpikir, dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan (Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, 2025).
Sayangnya esensi dari pelajaran matematika belum sampai pada tahap apa yang telah disebutkan di atas. Matematika dipahami sebatas pada angka-angka dan simbol-simbol dalam bentuk rumus yang harus dijawab saja bukan menyelesaikan persoalan. Pantas saja jika ditanya kepada siswa tentang pelajaran apa yang sulit? Siswa aka akan menjawab pelajaran matematika, bukan bahasa atau sejarah. Pemahaman yang sempit ini kemudian mengamini salah satu alasan mengapa skor Matematika PISA Indonesia tahun 2022 berada di urutan buncit dan kalah dengan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Brunai Darussalam.
Belajar matematika bukan sekadar angka, rumus dan simbol akan tetapi juga diharapkan mampu mengimplementasikan pengetahuan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu Sáenz (dalam Fatimah dkk., 2020) menyebutkan bahwa terdapat tiga jenis pengetahuan dalam matematika, yaitu pengetahuan kontekstual, konseptual, dan prosedural. Pengetahuan konseptual dan kontekstual berhubungan dengan masalah kehidupan sehari-hari di dunia nyata dan situasi sekolah. Pengetahuan konseptual dan kontekstual inilah yang jarang ditemukan dalam pembelajaran matematika.
Rasanya telah banyak siswa yang mengalami mathematics anxiety atau kecemasan terhadap matematika. Kesulitan memahami materi pelajaran matematika dan penyampaian materi yang kurang menarik menjadi salah satu faktor yang menyebabkan siswa mengalami kecemasan matematika. Hasil penelitian yang dilakukan (Pujiadi, 2021) menjadi bukti nyata bahwa sebagian siswa mengalami tingkat kecemasan saat mengikuti pelajaran Matematika. Data penelitian yang ditemukannya menyebutkan bahwa tingkat kecemasan matematika siswa di Jawa Tengah paling banyak pada katagori kecemasan rendah yaitu sebanyak 1191 orang (53,17%). Hanya 62 orang (2,77%) yang mengalami kecemasan tinggi, dan 711 orang (31,74%) yang berkatagori kecemasan sedang, bahkan yang tidak mengalami kecemasan matematika lebih dari 10%, yaitu sebanyak 276 (12,32).
Berdasar data di atas, mengajak siswa menyelami pelajaran matematika tidak cukup dengan hanya menuliskan angka dan rumus-rumus di papan tulis lalu kemudian menyuruhnya untuk menghafal. Strategi membuat pelajaran matematika menyenangkan menjadi pilihan wajib yang harus dilakukan oleh guru untuk menghapus stigma sukar, membosankan dan menakutkan tentang pelajaran matematikan. Etnomatematika dapat menjadi alternatif yang membantu siswa memperolah pemahaman mendalam tentang pelajaran matematika.
Etnomatematika merupakan strategi pembelajaran dengan mengaitkan unsur budaya dalam pelajaran matematika (Fauzi & Lu’luilmaknun, 2019). Mengawinkan pelajaran matematika dengan unsur budaya bukanlah hal yang sulit dilakukan. Pasalnya, Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Kekayaan itu salah satunya terwujud dalam bentuk permainan tradisional yang diwariskan secara turun-temurun dan sering dimainkan oleh anak-anak. Permainan tradisional memiliki nilai sendiri yang mampu membuat pemainnya merasa bahagia. Kebahagiaan ini yang menjadi modal dasar dalam menjadikan permainan tradisional sebagai media pembelajaran kontekstual untuk mata pelajaran matematika.
Permainan tradisional yang dapat dijadikan media pembelajaran matematika di antaranya adalah engklek, kelereng, pasasran, dakon, bentengan dan lainnya. Secara umum permainan tradisional telah mengakomodir beragam nilai seperti nilai kognitif, afektif dan psikomotorik. Nilai kognitif berkaitan dengan nila-nilai pengetahuan yang dapat diperoleh saat bermain permainan tradisional. Misalnya saja dalam permainan engklek, anak-anak akan mengetahui luas bidang datar seperti persegi, persegi panjang, segitiga, dan setengah lingkaran. Berkaitan dengan nilai afektif, permainan tradisional engklek mengajarkan sikap disiplin, tanggung jawab dan sportifitas. Sementara itu dari segi nilai psikomotorik, engklek membantu perkembangan motorik kasar anak.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Fauzi & Lu’luilmaknun, 2019) telah membuktikan bahwa selain membentuk karakter siswa, permainan engklek memiliki unsur-unsur matematika. Unsur-unsur matematika dari hasil eksplorasi pada permainan engklek tersebut ditemukan unsur geometri bidang, hubungan antar sudut, jaring-jaring, kekongruenan, refleksi, logika matematika, dan konsep probabilitas atau peluang. Bukti nyata juga ditujukan oleh (Amreta dkk., 2025) yang mengungkapkan bahwasannya hasil pembelajaran matematika yang dlakukan secara kontekstual dengan memanfaat media permainan tradisional engklek menunjukkan jika metode ini mampu meningkatkan keaktifa siswa, memperkuat pemahaman konsep matematika dasar seperti pengurangan dan penjumlahan, serta menciptakan suasana belajar yang lebih kreatif dinamis, kolaboratif, dan menyenangkan. Selain itu, kegiatan ini juga turut mendukung pelestarian budaya lokal melalui integrasi permainan tradisional dalam pembelajaran.
Permainan tradisional lainnya yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran berbasis kontekstual pada mata pelajaran matematika adalah permainan kelereng. Permainan yang sering dimainkan anak-anak pada sore hari ini dapat membantu anak belajar geometri bangun datar dan ruang, pengukuran, serta operasi perhitungan (Putri A dkk., 2025). Operasi perhitungan terlihat dalam penjumlahan dan pengurangan saat kelereng di atas bidang datar seperti persegi, lingkaran atau segitiga. Konsep bangun ruang terwakili oleh bentuk fisik kelereng yang menyerupai bola, sedangkan bangun datar tampak pada bentuk-bentuk gambar arena permainan seperti lingkaran, segitiga, atau persegi di atas tanah.
Contoh terakhir yang dapat disajikan dalam tulisan ini adalah permainan pasaran atau jual-jualan yang kerap kali dimainkan oleh anak-anak perempuan khusus di hari libur sekolah. Permainan pasaran mempraktikkan hubungan sosial antara penjual dan pembeli yang diperankan oleh anak-anak. Selain itu, anak-anak belajar menghitung kebutuhan pokok yang diperlukan. Anak-anak juga belajar jumlah yang harus dibayarkan dan kembalian yang diterima. Sejalan dengan hal tersebut, Ulya menyebutkan bahwa dalam permainan pasaran, peserta didik memperagakan proses jual beli seperti pada kondisi pasar yang sebenarnya. Dengan pengalaman langsung seperti itu, peserta didik akan lebih memahami konsep aritmetika sosial (Ulya, 2017).
Integrasi nilai-nilai budaya lokal seperti permainan tradisional ke dalam pelajaran matematika menjadi pelita pada sebagian pandangan gelap pelajaran matematika yang dianggap menakutkan. Ilmu yang dikenal dengan sebutan etnomatematika ini membuka jalan kesenangan dalam belajar matematika. Sementara itu permainan tradisional yang dijadikan media sejatinya mengandung tiga nilai penting dalam proses belajar siswa seperti nilai kognitif, afektif dan psikomotorik. Integrasi keduanya bisa dilihat dari hasil penelitian yang telah diungkapkan di atas, anak-anak yang bermain permainan tradisional seperti engklek, kelereng, dan pasaran secara tidak langsung dapat memahami bidang datar, volume, geometri dan penghitungan. Selain itu yang tidak kalah penting adalah dengan memanfaatkan permainan tradisional, guru dan siswa yang terlibat telah melakukan pelestarian permainan tradisional yang dewasa ini mulai luntur.
Ditulis oleh : TIM Literasi (artikel ini juga tayang di https://sapanesia.id/?p=13866)
Tags :
Lutfi
MEDIA SMAS PLUS MIFTAHUL ULUM
Ditunggu ide-idenya pada kolom komentar sebagai ikhtiar bersama meningkatkan kualitas pendidikan
- Lutfi
- Jl. Pesantren No. 11 Tarate Pandian Sumenep
- smaplusmu@gmail.com
- 085233233188

Posting Komentar