Sabtu, 08 Februari 2020

SMA Plus Miftahul Ulum Gelar Bincang Santai Bareng Alumni

SMA Plus Miftahul Ulum Gelar Bincang Santai Bareng Alumni

SMA Plus Miftahul Ulum Gelar Bincang Santai Bareng Alumni



Sumenep, web.smaplusmiftahululum.sch.id. Tidak dapat dipungkiri keterlibatan alumni suatu sekolah dapat memberikan dampak positif terhadap sekolah. Sebut saja misalnya, alumni dapat memberikan motivasi kepada adik-adik tingkatnya untuk berkarya.
SMA Plus Miftahul Ulum melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) menggelar bincang santai bareng Helliyatus Zahrah, salah satu alumni yang telah menghasilkan beberapa karya.  Salah satunya kumpulan cerpen "Jejak, Kenangan, dan Masa Depan" yang juga diulas acara tersebut.
Acara yang digelar tadi pagi, Sabtu (8/2/20) dihadiri oleh Wakasek Kesiswaan, Wakasek Kurikulum, pembina Osis, seluruh anggota Osis dan perwakilan kelas. Dalam sambutannya,  Wakasek Kesiswaan memberikan apresiasi terselenggaranya acara bincang bareng. Beliau juga memberikan motivasi agar siswa dapat lebih aktif lagi khususnya dalam menulis.
"Motivasi terbesar dalam menulis sebenarnya ada pada diri kalian. Kalau dipersenkan, sepuluh persen dari luar dan sembilan puluh persen dari diri sendiri. " kata beliau.
Sementara itu di lain sesi, Helliyatus Zahrah mengungkapkan bahwa menulis  itu mudah asalkan ada kemauan dan usaha.
"Saya kasi contoh, orang kalau menginginkan sesuatu pasti berusaha. Sama halnya menulis, kalian ingin menghasilkan tulisan juga harus berusaha dan ada kemauan dalam diri kalian," kata Helliyah sapaan akrabnya.
Bincang bareng tersebut berjalan dengan penuh antusias dari peserta dan berakhir pukul sebelas yang kemudian dilanjutkan dengan foto bersama.

Jumat, 07 Februari 2020

PENGARUH NEGATIF MEDIA SOSIAL TERHADAP PELAJAR

PENGARUH NEGATIF MEDIA SOSIAL TERHADAP PELAJAR


PENGARUH NEGATIF MEDIA SOSIAL TERHADAP PELAJAR

Oleh: Tiengku Firmansyah
XII-B


Pada era globalisasi saat ini, teknologi sudah semakin maju. Hal ini disertai dengan munculnya akun-akun media sosial atau jejaring sosial yang berbasis internet ataupun online. Seperti, facebook, whatshaap, dan lain sebagainya. Semakin majunya teknologi juga menimbulkan berbagi pengaruh termasuk pengaruh negatif, khususnya bagi para pelajar. Melalui jaringan dan konektivitas yang semakin mudah di jangkau,informasi dapat mudah di buat dan di olah dengan mudah. Akibatnya, banyak muncul berita bohong (HOAKS) ataupun akun palsu. Dari mudahnya informasi yang didapat itulah, pelajar sebagi salah satu pengguna aktif media sosial. Akan lebih mudah terpengaruh informasi-informasi yang belum pasti kebenarannya, karena pelajar masih belum mampu menyaring segala informasi yang didapatkan dari media sosial. Akibatnya pelajar rentan terpengaruh terhadap hal-hal negatif. Contohnya, pelajar era sekarang sudah banyak yang meniru budaya barat seperti siswa memakai anting ataupun mewarnai rambut.
Tidak hanya itu, media sosial juga akan memunculkan sikap individualisme, yang berarti pengguna media sosial akan lebih mementingkn diri sendiri serta memandang orang lainti dak ada dan tidak berwarna. Sikap ini akan berpengaruh pada pergaulan mereka di lingkungan. Contohnya, ketika mereka berkumpul dengan orang lain, mereka akan lebih menyendiri dan mementingkan update di media sosial dari pada berkomunikasi dengan orang lain.
Pengaruh lain di kalangan pelajar yakni menghamburkan uang. Akses internet untuk membuka media sosial sangat berpengaruh bagi kondisi keuangan siswa, karena mereka akan membutuhkan uang untuk membeli kuota internet yang bisa dibilang cukup mahal di kalangan mereka. Kondisi keuangan yang pas-pasan itulah akan timbul kecenderungan untuk memakai uang sekolah yang seharusnya digunakan untuk biaya sekolah, malah dipakai untuk membeli kuota.
Dari berbagai pengaruh negative tersebut, pengaruh yang paling terasa karena kecanduan atau ketergantungan media sosial adalah malas belajar. Kecanduan media sosial akan membuat para pelajar lalai untuk melaksanakan kewajibannya yakni belajar. Akibatnya, waktu belajar pun akan berkurang, yang sebelumnya waktu belajar 2-3 jam, akan berkurang menjadi satu jam atau bahkan tidak belajar sama sekali. Hal ini juga akan berdampak pada prestasi mereka di sekolah. Dampak lainnya mereka menjadi malas mengerjakan tugas karena sangat mudah menemukan materi di internet, kemudian hanya melakukan copy paste tanpa mendalami materi tersebut.
Dari berbagai dampak atau pengaruh negative itulah, orang tua maupun guru akan sangat berperan dalam upaya menangani kecanduan media sosial di kalangan pelajar. Bagi orang tua hal yang dapat dilakukan adalah mengawasi anak-anaknya agar mereka tidak terlalu bebas dan bisa dalam mengontrol dirinya dalam menggunakan media sosial. Orang tua juga harus membatasi pengguanaan sosial pada mereka. Hal ini bertujuan agar bisa menggunakan media sosial sesuai dengan kebutuhan dan tidak melewati batas.
Tidak hanya orang tua, guru juga harus memberikan pemahaman kepada pelajar tentang bahaya media sosial. Hal ini bertujuan agar mereka bisa lebih bijak dan berhati-hati dalam menggunakan media sosial dan tidak mudah terpengaruh dari berbagai informasi ataupun hal-hal yang ada dalam media sosial. Dengan adanya pemahaman tentang bahaya media sosial diharapkan pelajar bisa menyaring segala informasi yang ada di media sosial.

Kamis, 30 Januari 2020

UKS SMA Plus Miftahul Ulum Jalin Kerjasama dengan Poskestren Al-Usymuni

UKS SMA Plus Miftahul Ulum Jalin Kerjasama dengan Poskestren Al-Usymuni

Pandian, Sumenep. Ulfah Wildani, pembina UKS SMA Plus Miftahul Ulum menggandeng Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) Al-Usymuni untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap siswa. Usaha itu ditandai dengan ditandanganinya perjanjian kerjasama di antara kedua belah pihak, Selasa (3/3/2020).


Penandatangan surat perjanjian kerjasama tersebut dibungkus dalam satu acara yang bernama Penyuluhan Kesehatan dengan tema "Kesehatan Gigi dan Mulut". Acara  itu dihadiri seluruh siswa SMA Plus Miftahul Ulum, guru dan perwakilan dari pihak Poskestren.

Ketika ditemui tim redaksi, Ulfah Wildani, yang akrab disapa Bu Ulfah mengaku senang dengan kerjasama ini dan berharap tujuan kerjasama yang dijalinnya berdampak positif terhadap pelayanan  kesehatan siswa di sekolah.
"Saya merasa senang dengan kerjasama ini. Setidaknya, usaha ini adalah langkah awal dari tujuan meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas terhadap siswa," pungkasnya.
Beliau juga menambahkan bahwa kedepannya akan mengadakan beberapa kegiatan sebagai bentuk pengimbasan dari kerjasama yang telah dibuat.
"Kedepannya kami akan melakukan beberapa agenda kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan di sekolah," imbuhnya.

Senin, 13 Mei 2019

LAMPIRAN SK KELULUSAN TAPEL 2018/2019

LAMPIRAN SK KELULUSAN TAPEL 2018/2019


SURAT EDARAN PELULUSAN SISWA KELAS XII 2018/2019

SURAT EDARAN PELULUSAN SISWA KELAS XII 2018/2019


Minggu, 17 Februari 2019

JURUS JITU MENDATANGKAN REJEKI

JURUS JITU MENDATANGKAN REJEKI
(Cerita Sukardi Mencari Rejeki)

Suatu hari, saat matahari senang-senangnya menyinari bumi. Burung-burung pipit berkejar-kejaran saling menyahut satu sama lain. Orang-orang mulai pulang dari sawah untuk ibadah dan mengisi perut. Sukardi tampak murung di pelataran rumahnya, sesekali menghisap batang rokoknya yang tinggal beberapa inci saja. Kopi yang di depannya masih penuh, mungkin Sukardi lupa menyeruputnya sambil merokok atau mungkin merasakan pahitnya kopi sama dengan pahitnya hidupnya.
Suatu saat, ketika hari masih gelap namun sudah kelihatan berkas-berkas cahaya dari timur, orang-orang berhamburan keluar rumah, lari menuju rumah Sukardi. Para tetangga bingung dan bertanya-tanya ada apa. Istri Sukardi waktu itu menjerit minta tolong, katanya Sukardi menenggak baygon cair kemudian kejang-kejang. Tapi, untung nyawanya tak ikut melayang bersama sirnanya malam karena para tetangga sigap dan langsung dibawa ke rumah sakit.
Seminggu Sukardi terkulai lemas. Beberapa kali Sukardi bergumam “Kenapa hidupku begini? rejeki mampet, hutang banyak dan dagang berkurang terus. Tuhan mengapa begini? engkau tidak adil”. Istri Sukardi hanya bisa mengelus dada dan menasihati suaminya itu, “Sudahlah Pak, yang sabar, jangan memikirkan itu dulu, yang penting kesehatan Bapak sekarang”. “Ibu begitu terus ” gerutu Sukardi. Setelah seminggu Sukardi sehat kembali badannya, entah dengan pikirannya.
Tepat pukul 19.00 WIB, entah darimana timbulnya pikiran, tiba-tiba Sukardi ingin bermain ke rumah teman lamanya yang bernama Sukarwan. Sukardi tidak ingin meminjam uang atau menggadaikan barang, tapi dia hanya ingin bertemu saja, sekedar melepas rindu antarsahabat lama yang jarang bertemu. Sesampai di rumah Sukarwan, sambutan hangat pun diterima Sukardi. Berpelukan, serasa lama tidak bertemu. Begitulah akrabnya mereka berdua.
Di teras depan rumah Sukarwan obrolan terjadi, tidak tentu arah dan tidak tentu topiknya. Tiba-tiba saja obrolan sampai pada pekerjaan. “Sukardi, pekerjaanmu bagaimana? Tanya Sukarwan”. “Masih begitu Wan, daganganku sekarang berkurang, hutang banyak. Tidak tahu kenapa begini. Rejekiku sepertinya mampet” jelas Sukardi sambil menunduk dan sesekali menatap Sukarwan dengan mata seolah menahan tetes air mata.
“Sukardi, gini, kamu jangan berkata begitu, semua rejeki itu sudah ada yang mengatur.  Bukankah Tuhan itu sudah menjamin rejeki setiap makhluknya” ucap Sukarwan sambil menghisap menghisap rokok yang tinggal hisapan terakhir. “Kami enak Wan bicara seperti itu, rumah besar, pekerjaan lancar, uang ngalir terus” keluh Sukardi dengan nada ketus dan mengerutkan dahi. Tak mau kalah argument dan ingin menasehati teman yang keliru cara berpikirnya, Sukarwan mengambil nafas dalam-dalam lalu menyulut rokonya lagi. Setelah beberapa kepulan asap keluar, mulailah Sukarwan berbicara, “Begini Sukardi simpelnya, saya ada jurus jitu mendapatkan rejeki”. Wajah Sukardi berubah mendengar pernyataan Sukarwan, antusias dan penasaran pun ditunjukkan Sukardi. “Ayo Wan, apa Wan?” merengek seperti anak kecil. Begitulah Sukardi yang memang akrab dengan Sukarwan.
Beberapa saat Sukarwan diam mengumpulkan kata-kata dan kemudian mulai berbicara tentang jurus tadi. “Oke, dengarkan baik-baik Di!” memperingatkan dan melanjutkan “Ini jurus ampuh sekali, aku telah memparktikannya Di. Pertama, kamu harus sholat Di. Coba kamu pikir Di, saat adzan itu ada bacaan hayya alasshola yang artinya mari kita sholat, terus setelah itu ada bacaan hayya alal falah yang artinya mari menuju kemenangan. Dari itu Di, kita dapat renungkan kalau Tuhan memerintahkan kita melaksanakan sholat untuk menuju kemenangan. Nah, kemenangan di sini juga termasuk kelancaran rejeki Di. Sampai sini mengerti Di?” tanya Sukarwan memastikan pemahaman Sukardi. Sukardi tidak menyahut tetapi mengangguk dengan penuh keyakinan.
“Kedua Di, kamu harus berdoa. Coba kamu bayangkan Di, dulu ketika kamu kecil sering kan minta uang, mainan dan lain-lain ke orang tuamu? Pernah sampai merengek dan menangis kan? Nah, sekarang kamu coba renungkan lagi Di, Tuhan itu Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Memberi. Kamu meminta apapun – apalagi hanya rejeki- pasti Tuhan beri Di. Ingat Di Tuhan itu bukan ibu kamu yang kadang memarahi kamu sebelum memberi yang kita mau. Tuhan itu tidak akan memarahi kamu karena kamu merengek dan menangis terus meminta. Justru Tuhan itu senang melihat hambanya memohon kepadaNya. Makanya Di, teruslah berdoa Di”.
“Yang ketiga sedekah Di. Kalau kamu bertanya kok bisa? Aku jawab bisa Di, malah lebih banyak yang kamu terima. Begini penjelasannya Di, coba kmu perhatikan orang yang menanam padi Di. Apakah benih yang mereka tanam sama banyaknya dengan hasil panen mereka Di? Tidak kan?”. Sukardi mengangguk saja. “Justru Di, yang mereka panen lebih banyak berkali-kali lipat dari benih yang ditanam. Sama juga Di dengan sedekah yang kita beri ke orang lain. Kita akan memperolah lebih banyak lagi dari yang kita beri Di dan yang memberi itu Tuhan Di”. “Kamu, ngangguk-ngangguk saja dari tadi Di, ngerti tidak Di penjelasanku?” tanya Sukarwan yang melihat Sukardi hanya mengangguk dari tadi. “Iya Wan aku ngerti penjelasanmu. Ada lagi tidak?” sergah Sukardi.  
“Dan yang terakhir Di, kamu harus kerja. Ingat ya Di kerja! Bagaimana mau mendapat rejeki kalau kamu tidak kerja Di. Jadi orang jangan malas Di, bekerja itu kewajiban Di untuk memenuhi nafkah keluargamu Di. Orang malas hanya akan mengeluh Di dan disitulah setan akan datang untuk menggoda. Contohnya seperti yang kamu lakukan beberapa waktu lalu itu, yang katanya menenggak baygon”. Sukarwan sambil tertawa dan Sukardi terlihat cemberut. “Sudahlah Wan jangan ungkit masalah itu lagi” pinta Sukardi pada Sukarwan. “Oh ya, satu lagi Di, kamu harus perbanyak istighfar memohon ampun kepada Tuhan Di”. “Siap Bos! Kamu kok alim ya sekarang?” sahut Sukardi sambil hormat ketika bilang siap bos.
“Itu Di jurus-jurusku yang aku amalkan, tidak ada lain Di dan tidak perlu ke dukun. Semoga kamu dalam rahmat Tuhan Di”. “Terima kasih Wan nasihatmu, insyaallah aku amalkan” jawab Sukardi sambil menghisap rokok yang sedari tadi lupa dihisapnya karena menyimak penjelasan Sukarwan.
Sukardi pamit pulang kepada Sukarwan karena telah malam telah larut dan angina semakin dingin. Malam itu Sukardi lewat jalan yang berbeda dari ketika dia berangkat ke rumah Sukarwan. Alasan Sukardi supaya pengalamannya tidak sama. Malam itu pula Sukardi merasa lega hati dan pikirannya setelah bertemu Sukarwan. Entah bagaimana Sukardi mengamalkan petuah Sukarwan, apakah istiqamah dan berhasil, tunggu episode selanjutnya.